Archive for December, 2011


Ikhlas Woi………


Setiap perbuatan ada lebihnya

Yang lebihnya pasti pahala

Sudah tentu orang mengerjakannya

Kerjakan sendiri harap ridho-Nya

 

Bagus sekali katamu tadi

Tiap pekerjaan membawa rezeki

Kerjalah kita sudahlah pasti

Pantang dihitung kerjamu nanti

 

Menanam padi sedikit sekali

Padi menguning sawah menjadi

Allah suka banyak memberi

Allah tidak minta diberi

 

Marilah ikhlas mari kerjakan

Selagi muda cari kesempatan

Dapat sedikit jangan pelitkan

Dapat banyak jangan hamburkan

 

Bila bekerja telah dilakoninya

Berserah diri pada khaliqnya

Menjalankan perintah dan aturannya

Pastilah diri aman dengannya

 

Hidup ini harus diisi

Kelak dirimu selamatlah nanti

Banyak harta harus dibagi

Menurut kemampuan orang pemberi

 

Kerja ibadah bukanlah pemalas

Bekerja sendiri kerjanya keras

Engkau tidak menuntut balas

Hadapkan mukamu dengan ikhlas

 

Selesai bekerja tetaplah lurus

Luruskan hati jangan terputus

Jalan ditempuh jalan lurus

Agar hidupmu tetap lurus

 

Sholatku milik Yang Kuasa

Ibadahku mudah-mudahan diterima

Hidup mataiku genggaman-Nya juga

Segala gundahku Al’anam satuenamdua

 

 

Batuphat, 4 Desember 2011


Berbuat Baik


Ketika Allah mengambil janji

Tandanya engkau telah berbakti

Pertama orang harus patuhi

Ayah ibu perlu hormati

Bakti itu pastilah berguna

Berguna tidak sendiri saja

Kamu hormati yang kedua

Kaum kerabat tentulah dia

Baik itu banyak maknanya

Makna selangit menyimpan cerita

Urutan ketiga apa namanya

Anak yatim engkau pelihara

Berbaik hati patutlah kamu

Selagi punya jangan ditunggu

Ranking empat sudahlah tentu

Rakyat miskin dalam rumahmu

Berbuat baik tiada batasnya

Tidak bertepi tiada akhirnya

Setelah orang tua mengasuhnya

Jangan menyembah selain Dia

Sungguh sedih orang tua

Tiada dikasihi oleh anaknya

Berbaktilah kamu pada keduanya

Hinigga batas akhir hidupnya

Orang tua berhati gundah

Tentulah sebab berbuat salah

Kalau kamu disuruh berbenah

Janganlah kamu berkata ah

Orang tua sungguh bangga

Karena berhasil anak-anaknya

Jangan kamu membantah mereka

Ucapkan kata perkataan mulia

Tentulah tiada orang budiman

Berbuat baik anak dermawan

Memang indah anak budiman

Katanya mulia jadi pedoman

Batuphat, 4 Desember 2011

papanori

 

Judul Buku          : Hidup Sesudah Mati

Pengarang          : H. Bey Arifin

Cetakakn ke       :XIV

Penerbit              : CV Kinta Jakarta

Manusia dan pikirannya adalah makhluk yang sebaik-baiknya. Ia dapat membedakan manusia yang baik dan yang merusak, bahkan dapat memperbedakan antara yang baik di antara yang paling baik.

Buku Hidup Sebelum Mati diawali H. Bey Arifin dengan kalimat pembuka seperti di atas. Selain itu, beliau juga mengetengahkan rukun iman agar manusia dapat berbuat baik. Bukan hanya sekedar baik, tetapi setiap kebaikan yang diperbuat, di mana saja, akan dilihat dan didengar Allah.

Maka dari itu, siapa pun dan di mana pun kita berada, keimanan itu perlu dimiliki oleh setiap orang-orang beriman. Tanpa itu semua, hidup kita ini tiada artinya, seperti yang dituangkannya dalam 9 kata pengantar.

Buku yang ada di tangan pembaca sangat baik untuk umat Islam khususnya para pelajar pada umumnya. Begitu pentingnya “Meimani Kehidupan Akhirat” sehingga Allah berulang-ulang menyebutkannya dalam Al Quran dan hadist nabi.

Kehidupan di dunia ini merupakan suatu yang permainan, senda gurau atau canda belaka, hanya setetes bila dibandingkan dengan akhirat sebagai satu samudera luas yang tidak berpinggir dan bertepi.

“Perbandingan kehidupan dunia dan kehidupan akhirat seperti seseorang berjalan ke laut lalu memasukkanya satu jarinya ke laut, lalu mengangkatnya, maka air yang melekat pada jari itulah dunia”.

Dalam buku ini penulis mengajak kita semua  untuk mengimani kehidupan akhirat,     kehidupan akhirat pasti adanya, bagaimana cara Al Quran meyakinkan manusia tentang akhirat, tubuh manusia, hidup dan mati, dan beberapa perumpamaan agar hidup bahagia di akhirat.

Selain itu, buku ini juga mengupas tentang arti kehidupan, mengingat-ingat mati, menjenguk orang sakit, dan pendapat dunia yang mengupas habis ajaran dari berbagai bangsa dan agama.

Untuk orang yang beruntung kehidupannya di dunia, tentulah merasa bahagia bila masuk syurga (halaman 322). Orang tersebut merasakan suatu nikmat yang tiada dijumpainya di dunia, di antaranya 1) bergembiralah orang beriman dan berjuang di jalan Allah, beroleh petunjuk dan berpikir karena Allah 2) orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah, 3) orang yang bertaubat, beribadat, orang yang khusuk, sujud, menyeru berbuat baik, dan dan mencegah yang mungkar.

Begitu pulahlah orang yang merugi hidupnya di dunia. Beliau jelaskan dalam 43 surat Al Quran yang dituangkannya lengkap dengan contoh-contohnya. Kerusakan dan kehancuran manusia sungguh besar. Ada 114 surat dalam Al Quran, 80 sudah turut menerangkan suasana alam akhirat di samping keterangan-keterangan lainnya.

Keyakinan di zaman sekarang ini untuk meyakinkan orang tentang adanya hari akhir sudah sedikit kabur, karena orang sudah tidak membaca dan memanfaatkan Al Quran lagi. Adalah menjadi tugas kita untuk memahaminya jangan sampai kita mengalami sebagaimana kafir merugi di akhirat nanti.

Sesungguhnya buku ini sangat baik dibaca oleh masyarakat umum.  Di samping mudah memahaminya karena kalimat yang digunakan pengarang buku ini pendek-pendek, buku ini juga mengajak kita untuk lebih memperhatikan kehidupan akhirat yang kekal abadi.

Hari Rabu (22/12) di Gedung Olahraga PT Arun Lhokseumawe digelar Acara wisuda sarjana bidang kesehatan Aceh yang tergabung dalam  STIKES Darussalam Lhokseumawe, Akbid Darussalam Lhokseumawe, Akbid Darul Husada Sigli, Akbid PHMN Meulaboh, dan Akbid Gayo Lues

Acara wisudawan ini diikuti seluruh civtas akademika STIKES Darussalam Lhokseumawe, Akbid Darussalam Lhokseumawe, Akbid Darul Husada Sigli, Akbid PHMN Meulaboh, Akbid Gayo Lues dengan jumlah 504 peserta widawan, para muspida, Ketua Yayasan Darussalam, Ikatan Kebidanan Pusat, Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dan 1000 undangan orang tua wisudawan.

Ketika menyampaikan sambutannya Ketua Yayasan Darussalam mengharapkan agar para wisudawan dapat menjadikan kesarjanaannya untuk menjadikan diri sebagai tenaga kesehatan yang profesional, menjadi generasi kesehatan yang mampu di bidangnya pada masa yang akan datang, ingatlah jasa orang tua yang telah membesarkan anda, bagaimana mereka telah berupaya dari pedagang singkong, tempel ban, mengumpulkan sedikit demi sedikit biaya demi kelangsungan pendidikan anda di masa datang

Sementara itu Dr. M. Irfan orang nomor satu di Dinas Kesehatan mengatakan setiap wisudawan berupayalah untuk menjadi yang terbaik di tengah-tengah masyarakat dan lingkungannya di manapun berada, jadikanlah kesarjanaan ini untuk makin mencintai bila mungkin dicintai oleh masyarakat sekitar anda, menjadi pelopor bidang kesehatan di masyarakat

Aminah tengah melayani langganannya anak-anak SMP Negeri Arun Lhokseumawe


Semangatnya tampak jelas terpancar dari balik wajahnya yang kian tua. Hari-hari dilaluinya dengan sepeda bututnya berjualan makanan ringan. Ia bahkan tak peduli manakala orang-orang yang ditemuinya ada yang mulai mencibirkan …… “Kita kan jualan, Pak, orang kita nggak nyuri kok, mengapa kita harus malu, ya kan, Pak?”  katanya suatu hari.

Begitulah hari-hari yang dilalui Aminah ketika menjajakan makanan ringannya. Hari itu Selasa (20/12) siang dia gembira sekali, sejak pukul sepuluh wanita itu telah berjualan. Sesekali  dia tampak  mengelap tubuhnya yang berkeringat. Ntah mengapa begitu, nggak ada yang tahu, kecuali dirinya sendiri. Ya hari itu dia sedang gembira. Banyak anak yang membeli dagangannya. Ada yang membeli kerupuk, bon-bon, cokelat, minuman jelio, mie gema, roti, kacang jagung, dan es.  “Hitung-hitung, bantu anak-anak ini, Pak, kasihan mereka, dah siang, nggak ada makanan,” ucapnya dengan gembira di depan sekolah SMP Negeri Arun.

Aminah mulai berjualan makanan begituan ya sudah lama sih. Awal tahun 1990 lalu. Waktu itu masih di SD 1 jalan Sei Gerong PT Arun, PT Arun masih ramai-ramainya,  nggak seperti sekarang ini,  yang laku pun sedikit, Pak. Dari SD 1 Tamansiswa, SD 2, SD 3, dan SMP seperti saat ini. Sekarang, untung nggak seberapa, ya sekitar cukup makan dan sekolahkan anak-anak, yang penting kita syukuri aja, Pak, ungkapnya pada haba Rakyat ketika mengajaknya berbincang-bincang.

Minah yang kini tinggal di Lr Sinar Selatan 3 Dusun B Batuphat Timur hidup dengan lima orang anak- anaknya, anak  sulungnya telah berkeluarga,  sementara yang empat lagi masih banyak perlu biaya. Makan juga kalau dulu, sehari baru makan, modalnya cuma 500.000,00, itu pun pinjam sama orang. Sekarang sudah lunas semuanya. Dikit-dikitlah, dikumpul, diapai untuk makan, dan sama bayar sekolah anak-anak.

Wanita kelahiran 1966 ini, ketika ditanya apa nggak ada niat pinjam modal sama orang Arun? Wah, malu saya, Pak. Orangnya gede-gede, lebih baik tidak usah, nanti jualan hanya mikirkan bayar orang, nggak pikiran bayar sekolah, syukur-syukur nggak diusir, ujarnya

Hari itu dia melayani pembelinya dengan ramah. Memang Wawak ini pandai berdagang, pintar menarik minat pembeli. Kami senang ada wawak di sini, barang yang dijual tidak ada di kantini sekolah, ramah lagi baik, jujur lagi, ujar Inas Salsabila ketika ditanya seputar Bu Minah. Lagi pula merasa kasihan, orangnya baik, lagi pula harganya seribu semua, tolongin kami dia, Pak ! sambung Riska Aisha Mastura.

Memang rezeki nggak kemana. Tiap jualan dihiasi dengan mendekatkan diri kepada Allah, niscaya hidup ini berarti, yang penting kejujuran harus kita miliki, kalau nggak, mustahil kita peroleh semuanya. Masalah untung atau nggak, ya tergantung Allah saja, kita cuma nerima, ujarnya berdiplomasi layaknya seorang ustazd.

 

Ke Mesjid


Pergi jumatan bersama kawan

Berdua pergi ketinggalan jangan

Sampa mesjid shalat tegakkan

Sebelum duduk kamu kerjakan

Dalam mesjid jangan cengkerama

Baik diam selagi bisa

Tak elok kita berbicara

Sungguh dengarkan khutbah khatibnya

Bila azan dikumandangkan bilal

Wajib dengar pertajam akal

Musuh syaitan menjadi nakal

Lenyaplah diri hilanglah akal

Bulan berganti bulan berjalan

Jalan sendiri bukan berduaan

Ada sendal jangan dicuri

Kalau dicuri hilanglah rezeki

Lihat kawan temannya sakit

Pelonggar dia jangan persempit

Percuma kawan pergi mesjid

Orng diam diungkit-ungkit

Duduk iktikab sambil membaca

Membaca Alhujurat yang kubisa

Siapa mengumpat lagi mencela

Pasti sebelas ayat terkena

Batuphat, 4 Desember 2011

papanori


 

Kelelawar termasuk hewan menyusui

Suka terbang malam hari

Ungnicaluta bangsamu sudahlah pasti

Kala Esoen saudara abadi

Kelelawar sudah dikenal zaman

150 bentang sayap perekam

Bobot mati 180 gram

Kenali diri tidaklah buram

Indah nian warna bulunya

Bulu bewarna hitam semua

Kelelawar terbang mencari mangsa

Mangsa kecil serangga namanya

Suatu hari kelelawar sendiri

Malas terbang kesana-sini

Bukan malas sebabkan diri

Tersangkut dahan rusaklah diri

 Lagi terjebak tersangkut dahan

Mau berkoak dirinya blengsotan

Untunglah dia ditolong kawan

Tetapi meminta belas kasihan

Ditolong teman tak mengapa

Kawan sebutan bernama singa

Singa sendiri berhati bangga

Menolong teman dapat rezekinya

Tidak hanya untuk dicari

Sekawanan burung mengajaknya pergi

Girang hati kawan kabari

Meki dirnya enggan berlari

Kemarilah kawan singa menggertak

 Kelelawar enggan meski digertak

Lalu terbang hilangkan jejak

Kemudian selamat berganti bersorak

Kelelawar hitam senganglah hatinya

Sebab dirnya selamat sentosa

Dari pada hidup percuma

Baiklah diri menggantung saja

Begitulah kawan ceritaku ini

Tentang kelelawar hitam sekali

Sejak dulu suka sendiri

Bergantung kawat dirinya kini

Batuphat, 4 Desember 2011

Tupai India


Seekor tupai India namanya

Makan buah maupun serangga

Bentuk depan runcing jadinya

Bagian belakang mengunyah serangga

 

Suatu hari memanjat lagi

Kupas kelapa senaglah hati

Mata melik mencari-cari

Dapat istri pujaan hati

 

Tiba kawin meriah pestanya

Bersama betina dihadiri tetangga

Anaknya lahir satu tiga

Lubang pohon jadi sarangnya

 

Hari-hari engkau mendidiknya

Hingga besar anak jadiinya

Bersuhu 37 pastilah ukurannya

Ajari melompat anak mungilnya

 

Saat senja mengayun tebal

Pulanglah dikau hilangkan kesal

Anak menanti hilangkan soal

Disambut hangat istri beramal

Batuphat, 3 Desember 2011


Tangan atas baiklah nanti

Harap bertingkah jangan lampaui

Kalau bekerja cari rezeki

Rezeki halal sudahlah pasti

 

Ingatlah wahai kerja dirimu

Bekerja senang usaha kamu

Di dunia gembiralah dirimu

Di akhirat dicampakkan tubuhmu

 

Sungguh sayang kisahmu nanti

Teman syaitan mengajak menari

Banyaknya teman lenyapkan diri

Sebab membenci sikapmu tadi

 

Lagi-lagi kotor sebabnya

Kotor melulu buah kerjanya

Terima suap berbagai cara

Terali besi indah maknanya

 

Kaya pasti miskinpun ada

Besar kecila ada bedanya

Kelas kakap dibiarkan saja

Penjara penuh rakyat jelata

 

Kasihan sekali hidupmu itu

Jadi koruptor memegang syahdu

Engkau dipenjara akibat ulahmu

Segeralah insyap sebelum ajalmu

 

Batuphat, 02 Desember 2011

 


Kodok melompat pinggir kali

Dia melompat tinggi sekali

Sungguh malang nasibnya kini

Ketika melompat patahlah kaki

 

Patah kaki hatinya sedih

Hendak melangkah matanya lirih

Utunglah ada harapkan kasih

Ditolong gagak hilangkan sedih

 

Kini kodok bisa gembira

Sudah hilanglah kenangan duka

Diajak kawan teman sebaya

Alangkah riang gembira hatinya

 

Dalam luas padang rumput

Tempat bermain kodok imut

Mata menangkap jelanglah maut

Lihat gagak tersangkut perut

 

Upaya kodok mencabut paku

Diambilnya linggis berderat palu

Nasib gagak terjerat paku

Diselamatkan kodok sudahlah tentu

 

 

Kodok ngakak gagak ngakak

Keduanya gembira terbahak ngakak

Gembira kodok terbahak- bahak

Melihat gagak telah merangkak

Batuphat, 29 November 2011