Category: Islamic Poetry


Kasihku

kasih…..

berteduhlah dalam dekapku

nikmati belaian asmara

bernyanyi dan menari

dalam kemesraan abadi

di sini…

di kota ini…

di tempat sunyi….

sejak fajar hingga ayam balik kandang

dalam  sujudku pada-Mu

jangan menjauh kasihku

jangan alpakan aku

tetapkan hatiku

terus ingat pada-Mu

kuingin lebih dekat

lebih dekat

dalam sunyiku sendiri

Lhokseumawe, 13 Agustus 2010

Ramadhan dini hari

Gelap yang Menyinari Hati

Dalam kegelapan malam dan hembusan angin
yang menyelinap dalam dalam kalbu insani
adalah pemberi kabar pasti
untuk kita mengingat akan ada-Mu
pencipta dan pemilik urusan-urusan-Mu

Tuhan…………..
detak jantung yang bergetar atas perintah-Mu
mencabik-cabik hati yang luka
menebas tebing bagai palu besar
yang siap menggerogoti kealpaanku
yang terlelap dalam mimpi syahdu
kesyahduhan hampa pengiring api panas
siap menerkam dada-dada ini

Tuhan………….
gelap yang Kau berikan kepada kami
adalah hari pengiring waktu
sebelum fajar menjemput kami
adanya pergantian hari
berzikir dalam-dalam
sebelum bayang –bayang mengerikan hati ini pupus
ditelah senja yang datang tiba-tiba
tanpa ada yang tahu selain diri-Mu

Tuhan………..
gelap juga yang menyinari hati ini
gelap juga pelindung ketakutan
dalam sujudku tengah malam
melindas musuh –musuh nyata
yang siap membonceng dalam duka kepanjangan

Gelap juga yang menyinari hati
mengajak pergi meninggalkan luka nyeri
sampai kini malam itu masih ada

Lhokseumawe, 11 Jan 90

Nafas kecil-kecil bergelora
menemani beta-beta
ke ats ke bawah
menyusuri jalan
dalam tubuh manusia dan siapa jua

Nafas dalam jiwa
mengajak doa sendiri
selalu………..dan selalu
tanpa kenal waktu
bagi mereka itu
yang tahu jati diri

Sekali waktu
nafas tersedu
lihat kita
malas melulu

Nafas-nafas berbahagia
di alam sana
jauh dari jangkauan manusia
yang tak lupa
sujud pada-Nya

Nafas-nafas jadi sengsara
dalam neraka
yang terbakar bagai sisa-sisa abu
berkat dosa menggunung seribu

Nafas dalam jiwa
tenteram dan damai
menghias, membalut, dan memeluk raga
bagai saudara kandung sendiri
yang tak sudi dipisahkan
sebab Rabbi mentakdirkan begitu rupa

Kata-Nya lagi
kata-Nya kemudian
nafas dalam jiwa perlu makan
jika enggan
perih pilu kan menggerogoti jiwa berjiwa
hingga palu berdentang
di depan mata kita sendiri
Lhokseumawe,250495

Rabbi Alam Raya
salahku menumpuk secakrawala
berikrar berkata dalam lumpur dosa di dada
masihkah Kau ampuni nikmat hidup yang kuteguk
meski telunjuk bercerita dia salah
terbalik kata tiga untukku …???!!
Oh Rabbi…!!
tiada dayaku mengikis lumpur melekat di badan
tiada dayaku menyingkirkan noda hitam
yang mengurat akar di relung kalbu
tiada terpikir tatkala jemariku menjamah nikmatnya dunia
menghengkangkan diri berlabuh di pulau
membentuk lingkaran merah menyala
maafkan aku ya Illahi Rabbi..! Maafkan……!!
Oh…, tiada tempat kuberlindung selain Engkau…!!!
Katakanlah kepadaku ya Rabbi……!!
saat ibu mendongengku membawa ke mari
katakanlah berapa banyak sudah khilafku
katakanlah ya Tuhan..!!
Rabbiku Pemelihara Alam
hatiku hancur berkeping
gundahku melolong mencari tempat bersembunyi
namun tak kuasa
serbuk sampah yang tergapai mengejarku terus
menari-nari berjanji-janji
mengejar naluriku menusuk-nusuk bagai jarum
membawa angan gelimpang dosa
Oh …..Tuhan……Rabbiku Penguasa Segala Rupa
ampunkanlah hamba-Mu yang dina ini
ampunkanlah ….sampai detak nadi bernyanyi lagi…oh Tuhan…!!!

Lhokseumawe, Sept 92