Kenangan team peserta LPIR Aceh bersama pembimbing mereka Mulyo, S.Pd sesaat selesai pembagian hadiah pemenang LPIR 2013 di Denpasar Bali

Kenangan team peserta LPIR Aceh bersama pembimbing mereka Mulyo, S.Pd sesaat selesai pembagian hadiah pemenang LPIR 2013 di Denpasar Bali

SMP Negeri Arun Lhokseumawe sebagai duta   Aceh kembali mendapatkan dua tiket finalis LPIR di Denpasar Bali tahun 2013. Sebagai finalis LPIR, mereka harus mempresentasikan karya ilmiah dengan judul Dampak Abrasi terhadap Ekosistem Pesisir Pantai Lhokseumawe dan Aceh Utara,  dan Dampak Kebocoran Amonia terhadap Kesehatan Masyarakat Tambon Tunong dan Tambon Baroh.

Venna Shintya yang kini duduk   di kelas VIII (dua) SMP Arun dan Euis Putri Ramadhani yang baru duduk di kelas VI SD Arun tampil memukau selama 25 menit mempresentasikan  karya mereka di depan para profesor yang bertiindak sebagai dewan juri. Para dewan juri terpukau karena dari 118 peserta, Euis Putri Ramadhani (putri ke-4 dari Pak Mulyo, S.Pd) merupakan peserta termuda.

Selain itu, Fatin Latifah, Safira Mauliza, dan Cut Salsabila Umara yang duduk di kelas VIII SMP Arun, mempresentasikan karya Dampak  Kebocoran Amonia terhadap Kesehatan Masyarakat Tambon Tunong dan Tambon Baroh juga tampil maksimal di depan para juri. Putri Rizkia yang duduk di kelas IX SMP Sigli dengan karya Manajement Penanggulangan Banjir Bandang di Kec. Tangse Kab Pidie juga tak kalah menarik saat presentasi.

Dari ketiga naskah, karya ilmiah yang berjudul judul Dampak Abrasi terhadap Ekosistem Pesisir Pantai Lhokseumawe dan Aceh Utara,yang ditulis Venna Shintya, Euis Putri R, dan Miftah Tarina berhasil meraih perunggu (juara III) kelompok IPA LPIR Bali tahun 2013. Selain mereka dapat medali, mereka juga berhak mengantongi uang tunai sejumlah 4 juta rupiah.

Sebagai pembimbing, Pak Mulyo, S.Pd merasa puas dengan prestasi yang ketiga setelah 2011 meraih emas LPIR Solo dan semi finalis pada lomba karya tulis Jambore Sanitasi Juni 2013 di Jakarta.

Di samping itu, sebagai Kepala SMP Negeri Arun Drs Muhammad merasa bangga dan terharu dengan hasil yang dicapai ini. Karena baru beberapa bulan bertugas, telah menunjukkan hasil yang sangat signifikan. Ini suatu bukti, walau guru-guru di SMP Negeri Arun berstatus guru honorer, toh mereka tetap menunjukkan dedikasi yang amat luar biasa terhadap anak didik mereka sehingga mengahasilkan kemenangan. Kemengan diraih juga butuh pengorbanan dan perhatian dari kita semua. Bahkan di belakang mereka, saat ini  banyak anak-anak kelas VII dan kelas VIII yang menanti giliran untuk dibina  menjadi penulis handal sebagai pengganti.

Prestasi demi prestasi yang telah diraih ini, kiranya perlu mendapatkan apresiasi positif dari pihak terkait terutama  Dinas Pendidikan. Pertanyaan yang perlu dijawab, mau dikemanakankah orang-orang yang kreatif ini?